Sabtu, 31 Desember 2022

CATATAN TAHUN 2022

Malam tahun baru di Jayapura sangat hingar, Kembangapi sudah dibakar jauh sebelum dua jarum menunjukkan pukul 00:00, benar-benar fantantis! 30 menit sebelum nya saya sudah berada dipinggir jalan poros utama kota Jayapura, dekat dengan pertigaan, karena disinilah pusat Sebagian besar kembang api akan diledakkan. 

 

Selepas itu, saya kembali ke kamarku, menerka ulang, membongkar ingatan sepanjang 2022. Walaupun itu tidaklah sulit karena Sebagian besar ada ditiap lembaran buku catatanku, dan di file-file laptop.

 

Januari 2022 adalah bagaimana kuperjuangkan gelar S1, hampir tujuh tahun untuk sekelas sarjana itu terlalu lama, walaupun bisa dimaklumi karena kesibukan diluar kuliah, kerja yang memaksaku tidak di Kairo, organisasi, dan jalan-jalan sana sini. 

Februari balik ke Indonesia, perjalanan bisnis dan sekalian jalan-jalan. Pertama kalinya ke Tana Toraja, pertama kalinya ke Bulukumba. Februari dan Maret adalah kenangan yang indah. 

 

April kembali ke Kairo, kembali fokus dengan organisasi yang mulai menjamur di tubuh mahasiswa Indonesia di Mesir. Mengisi buletin, guide, dan lain-lain. Tapi diantara semuanya yang paling saya senangi, adalah metime kesendirian dalam kamar berukuran 5x4 meter, menuliskan kisah yang tak berujung, menulis fiksi dan nonfiksi, membiarkan pikiran terbang menjauh, raga terperangkap dalam kamar tapi pikiranku melalang buana sejauh ketikan jari yang tidak mau berhenti. Jika tidak ada kegiatan, lebih memilih untuk menghabiskan waktu di kamar, sesekali ke luar untuk belanja keperluan mingguan. April-juni sepertinya itu-itu saja, kurang berkesan.

 

Masuk Juni mulai berwarna, gadis mahasiswi di Worchester, Boston. Hadir entah takdir apa yang direncanakan Tuhan. Siang-malamku adalah dirinya. Merajut komitmen, terbatasi jarak yang akhirnya bertemu di akhir Agustus. 

 

Agustus, bulan kelahiranku, awalnya adalah ujian yang berat. Tapi pertengahannya melegakan, secara resmi telah menyelesaikan kuliahku, artinya sudah saatnya balik ke Indonesia. Meninggalkan kenangan yang tidak terlupakan di negri Piramid. Akhir agustus balik ke Indonesia. Kairo-Doha-Jakarta-Batam-Makassar-Jayapura. Perjalanan dengan durasi 12 hari. Melelahkan? Tidak juga. Saya menikmatinya. Keliling Jakarta, temu kangen dengan dia di Batam, menghadiri pelantikan om menjadi ketua hakim di Makassar, Menjalin Kerjasama bisnis dengan Panrita Golla, owner gula are nasal Bulukumba, sharing kopi dan pembudidayaan kopi dengan salahsatu barista Bone, menghadiri pernikahan sepupu, nostalgia di pondok, bertemu teman dan guru, dan lain-lain. Berlansung dari akhir Agustus-September pertengahan. 

 

Pertengahan September adalah tantangan, untuk pertama kalinya saya akan terjun di dunia Pendidikan sebagai pengajar, yang selama ini saya adalah pelajar. Cukup rumit, karena tidak biasa dan parahnya yang dihadapi adalah anak-anak. Selama ini hanya bergerak sebagai pengisi kegiatan, atau menjelaskan secara lapangan, atau diskusi saja, semua yang kupelajari tidak cocok untuk disampaikan buat anak-anak dibawah 10 tahun. Tantangan terberat diamanahkan yang sebenarnya dari awal saya sudah pesimis, tapi tetap dipaksakan, hasilnya bisa ditebak, GAGAL! Cukup membuat sedih, pengalaman pertama dan gagal. Tapi tidak sepenuhnya gagal, akhirnya saya banting setir untuk hal yang lain. Mulai mengisi Bahasa arab, privat sana sini, kajian, Imam dan lain-lain. Ini berlansung dari September-Desember dan akhirnya pohon yang kutanamkan sedikit demi sedikit mulai tumbuh dan berbuah. Melegakan.

 

Tapi dalam periode 4 bulan ini, dia harus jauh, bukan secara komunikasi, tapi secara iman, kondisi memaksanya untuk meninggalkan apa yang dianut, saya tidak menyalahkan, tapi sejak saat itu kami pisah, dengan memberikan semuanya pada takdir, dan sampai kini saya masih berharap jika tidak dapat seseorang maka saya akan mengembalikan imannya dengan ijab-kabul. 

 

Catatan ini kutulis, untuk mengingatkan rentang waktu, bahwa hidup akan selalu maju, butuh untuk mendikte kembali, untuk lebih baik ke depannya. Jam 03:03 WIT, 1 Januari 2-23, saya akan memulai hal baru, apa gerangan yang terjadi, tantangan, halangan, ujian, cobaan, hanya Tuhan yang tau, hanya berusaha memainkan peran dengan berusaha membuat panggung, bukan dengan mengikuti arus. Mungkin sesekali perlu, karena idealism sedikit terbuang percuma di kota Jayapura ini. (END).