Sebagai penikmat buku-buku paham kiri (komunis-sosialis) saya
tergugah untuk menuliskan ihwal tentang Hari Buruh internasional. Dimana
tanggal 1 Mei dinobatkan sebagai hari peringatannya. Saya rasa ini menarik
sekali. Hari Buruh, Komunis, Demokrasi, dan Islam.
1. Buruh
“Buruh” seperti dijelaskan dalam Wikipedia, berarti: manusia yang
menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan
baik berupa uang maupun bentuk lainnya kepada pemberi kerja atau pengusaha atau
majikan.
Buruh identik dengan gerakan-gerakan reformasi kaum kiri. Sebagai bukti
konkrit lambang kaum kiri adalah palu arit dan celurit. Melambangkan pekerja
kasar dan petani. Dan lokomotif terbesar dalam proses revolusi Rusia yang
dikenal dengan “Revolusi Bolshevik” adalah kaum buruh. Sebagai pertanda bangkitnya Uni Soviet dengan paham komunis.
Itulah sebab negara-negara yang haluannya bersebrangan dengan kaum
kiri (Komunisme, red) contohnya demokrasi sangat mengekang dan bersikap awas
terhadap para buruh. Kemerdekaan mereka diambil dan dipekerjakan oleh “kaum
borjuis” dimana mereka ini berkuasa penuh dan diuntungkan dalam sistem
demokrasi kapitalisme.
Sehingga dengan ditetapkan 1 Mei sebagai Hari buruh tentu memiliki dampak tersendiri demi kesejahteraan kaum buruh.
Sehingga dengan ditetapkan 1 Mei sebagai Hari buruh tentu memiliki dampak tersendiri demi kesejahteraan kaum buruh.
2. Komunis
dan Demokrasi
Sistem komunis lebih condong kepada pemerataan ekonomi sedangkan
demokrasi lebih cenderung mengeruk kekayaan tanpa batas. Sehingga yang kaya
semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Sebagai sebuah ideologi pemerintahan komunis dengan sistem ekonomi sosialis, maka tentu saja sistem ini bertentangan dengan ideologi pemerintahan demokrasi dengan sistem ekonomi kapitalis. Belum lagi perbedaan mencolok demokrasi menjunjung tinggi liberalisme dan kebebasan pers yang bertolak belakang dengan komunis. Membuat keduanya saling bersebrangan dalam segala hal dan sempat bersitegang hampir setengah Abad lebih berebutan pengaruh di dunia ini.
Untuk memetakan saya beri gambaran umum antara demokrasi dengan sistem
ekonomi kapitalisnya dan komunis dengan sistem ekonomi sosialisnya. Saya
misalkan seperti ini:
“Ada dua desa. Dan satu-satunya akses pertemuan kedua desa ini
adalah sebuah jembatan. Tapi seiring waktu jembatan ini hancur. Pertanyaannya bagaimana
kedua sistem tadi dalam membangun jembatan yang rusak?
Kalau kita pakai sistem demokrasi ekonomi kapitalis maka ada
sekelompok Borjuis (perusahaan/orang kaya, red) yang membangun jembatan
tersebut. Tidak tanggung-tanggung, tanah pinggirannya juga digarap untuk
memperindah jembatan. Tapi bila jembatan sudah jadi jembatan akan “dikomersialkan”
dan setiap yang lewat harus membayar. Contoh jembatan Suramadu.
Kalau kita menerapkan sistem komunis dengan ekonomi sosialis maka
yang dilakukan tiap-tiap kepala keluarga dari kedua desa mengumpulkan dana
misalnya Lima Puluh Ribu sesuai dengan anggaran sederhana pembangunan jembatan.
Ketika sudah jadi maka jembatan itu milik bersama dan setiap orang bebas
melewatinya."
Dari paparan sederhana itu kira-kira mana sistem paling baik?
Setelah runtuhnya Komunis diakhir Abad ke-20 otomatis tidak adalagi
saingan sistem demokrasi yang dipelopori Amerika Serikat. Dan satu-satunya
ancaman terbesar setelah runtuhnya komunisme adalah “Islam.”
Kenapa saya memakai tanda kutip? Karena tidak semua penganut Agama
Islam adalah musuh bagi Amerika. Selama mereka sejalan dengan kebijakan dan
aturan main Amerika Serikat maka mereka aman.
Terus Islam seperti apa yang dianggap musuh oleh Amerika Serikat?
Yaitu penganut Islam yang berusaha membangun Islam lebih dari
sekadar Agama. “Islam adalah tanah air, kebangsaan dan Negara.” Slogan inilah momok menakutkan bagi Amerika
Serikat dan sekutu-sekutunya untuk menjauhkan kita dari politik. Sehingga tidaklah
hiperbolis jika saya anggap bahwa kejadian 11 September 2001, adalah hal yang dikonspirasikan Amerika Serikat dan
sekutu-sekutunya. Bahwa Uni Soviet telah kalah pada Abad 20. Dan memaklumkan
perang diawal dekade Abad 21 kepada Umat Islam. Penganut Agama Islam diwacanakan
sebagai sebagai Agama teroris. Tentunya perang yang dilancarkan dengan cara
berbeda. Ghozwullfikr (perang pemikiran).
3. Komunisme,
Demokrasi dan Islam
Dalam sejarah Indonesia kita tercinta tampaknya ada Disconnection
antara anak bangsa dan paham komunis paska tragedi G30S/PKI. Ditambah lagi
anggapan bahwa komunisme anti Agama dan Atheis.
Memang benar dalam prinsipnya Komunis tidak percaya akan Agama. Tapi
tidak melarang Agama. Buktinya PKI (Partai Komunis Indonesia) dasar fraksinya
adalah Sarekat Islam pimpinan Musso, Syafruddin Prawiranegara, Semaun, adalah
tokoh-tokoh yang dikenal sebagai Muslim.
Dan dalam sejarah Indonesia, Uni
Soviet sebagai kiblat Komunisme turut andil membantu Indonesia dalam pembebasan
Irian Jaya Barat. Yang ketika itu masih dikuasai Belanda dengan akomodasi
lansung dari Amerika Serikat. Dan hal ini menjadi sebab Ir. Soekarno begitu
meng-anakemas-kan PKI. Dan menjadi sebab juga Indonesia satu-satunya negara
yang keluar dari PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa). Karena tidak sepantasnya
dalam Perang Dingin ketika itu PBB ditempatkan di Amerika Serikat yang tidak
lain pihak yang berkonfrontasi lansung dengan Uni Soviet.
Selain itu yang patut disayangkan muncul “anekdot-anekdot” dan interpretasi(penafsiran ulang) berlebihan
bahwa Demokrasi sejalan dengan Islam dan menganggap Komunis adalah pilihan yang
salah.
Kalau kita merunut lebih jauh memang benar dalam demokrasi sejalan
dengan Islam “tapi” tidak semua. Sama kedudukannya dengan Komunis. Mau bukti?
Dalam karya Magnum Opus Ahmad Mansur Suryanegara dengan judul
Api Sejarah ada sebuah Hadis Mauquf
(Disandarkan pada sahabat) secara literal seperti ini:
“Khalifah Umar Ra berjalan-jalan di kota Madinah dan menemukan
sebuah lahan kosong yang tidak dipergunakan. Khalifah kemudian menanyakan siapa
pemilik lahan ini. Fulan mengatakan ini milik Fulan. Khalifah mendatangi Si
Fulan dan menanyakan perihal lahan kosong itu. Ternyata Si Fulan tidak ingin
memakai lahannya karena hanya membutuhkan sekian persegi saja untuk
kambing-kambingnya merumput. Atas insiatif Umar Ra maka tanah itu disita dan
dimasukkan sebagai milik Negara.”
Dari sini kita bisa melihat Wajhdilalah dari Hadis di atas. yang sejalan
juga dengan sistem komunis dimana segalanya adalah milik negara dan
dipergunakan untuk kemajuan negara.
Jadi harus dibedakan antara komunis dan atheis. Paradigma
masyarakat umum menganggapnya sama saja, tapi itu dua hal yang jelas berbeda,
seperti jelasnya antara siang dan malam. Dan apapun isme-isme yang
berkembang di dunia semuanya memiliki kesamaan dengan Islam kalau kita mau
reinterpretasi lebih jauh walaupun itu harus mengorbankan makna aslinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar